Singapura Memblokir Akses ke Pasar Polimer di Tengah Meningkatnya Pengawasan Regulasi Global

on Senin, 13 Januari 2025 -


BIGBOS777 - Polymarket, platform prediksi berbasis blockchain, telah resmi dilarang di Singapura karena negara ini memberlakukan undang-undang perjudian yang ketat. Larangan tersebut, yang berlaku efektif pada 12 Januari 2025, mengikuti dorongan global yang semakin meningkat untuk mengekang platform taruhan online yang tidak berlisensi, memposisikan Singapura sebagai yurisdiksi terbaru yang memblokir akses ke pasar berbasis kripto yang kontroversial.


Singapura mengikuti tren global pelarangan Polymarket:

Keputusan pemerintah Singapura untuk memblokir Polymarket adalah bagian dari tindakan keras yang lebih luas dan sedang berlangsung terhadap perjudian tanpa izin. Gambling Regulatory Authority (GRA) Singapura sekarang mengidentifikasi Polymarket sebagai situs perjudian ilegal, menambahkan platform tersebut ke dalam daftar yang terus bertambah di wilayah yang aksesnya dibatasi. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Taiwan telah mengambil tindakan serupa terhadap Polymarket, dengan alasan statusnya yang tidak terdaftar dan kekhawatiran atas operasinya sebagai layanan perjudian tanpa lisensi yang sesuai.


Sejak diluncurkan, Polymarket telah memungkinkan pengguna untuk memasang taruhan pada berbagai peristiwa dunia nyata, mulai dari pemilihan umum hingga bencana alam. Platform ini mendapatkan popularitas yang signifikan selama acara-acara seperti pemilihan presiden AS, dengan beberapa pengguna bertaruh dalam jumlah besar pada hasil seperti jumlah tweet dari tokoh-tokoh seperti Elon Musk. Namun, sifatnya yang terdesentralisasi, dikombinasikan dengan ketidakpastian pasar mata uang kripto, telah membuat para regulator mengawasi platform ini dengan cermat.


Di Singapura, pengguna yang mencoba mengakses Polymarket sekarang menerima peringatan dari GRA. Pemberitahuan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa bertaruh di platform tersebut adalah ilegal dan membawa konsekuensi serius, termasuk denda hingga 10.000 dolar Singapura, enam bulan penjara, atau keduanya. Sikap tegas ini sejalan dengan undang-undang perjudian Singapura, yang mengizinkan perjudian online hanya melalui platform berlisensi negara seperti Singapore Pools, penyedia yang disetujui pemerintah. Kurangnya lisensi Polymarket berarti tidak mematuhi peraturan setempat, yang mengakibatkan pelarangan.


Selain larangan Polymarket, Singapura telah meningkatkan penegakan hukum terhadap perjudian online ilegal. Sejak 1 Januari 2025, Singapore Police Force (SPF) telah mengambil alih tanggung jawab untuk memblokir akses ke layanan perjudian jarak jauh tanpa izin, yang sebelumnya ditangani oleh GRA. SPF sekarang juga ditugaskan untuk memantau iklan layanan tersebut dan memblokir pembayaran yang terkait dengan transaksi perjudian yang melanggar hukum. Pergeseran dalam pengawasan regulasi menandakan pendekatan yang lebih agresif untuk menangani operasi perjudian yang tidak sah.


Seperti yang dilaporkan Crypto News Australia, pemerintah Singapura telah membuat langkah signifikan di bidang ini. Pada tahun 2024, pihak berwenang menghapus lebih dari 3.800 situs perjudian ilegal dan memblokir transaksi senilai lebih dari US $ 37 juta. Di bawah upaya intensif ini, operator platform perjudian ilegal menghadapi hukuman berat. Mereka yang terbukti bersalah dapat menghadapi denda hingga S$500.000 (sekitar US$370.000) dan hukuman penjara hingga tujuh tahun, dan pelaku yang mengulangi perbuatannya akan menghadapi hukuman yang lebih berat.


Masa depan polymarket: sebuah platform yang dikepung:

Masalah hukum Polymarket tidak hanya terjadi di Singapura. Menurut CCN.com, di AS, platform ini telah menghadapi pengawasan terus menerus dari regulator, termasuk denda yang signifikan dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) pada tahun 2022. Polymarket terpaksa menghentikan operasi untuk pengguna AS sebagai bagian dari perjanjian penyelesaian dengan CFTC, meskipun platformnya masih menarik perhatian selama peristiwa politik besar. CEO perusahaan, Shayne Coplan, telah diselidiki, dengan FBI bahkan menggerebek rumahnya sehubungan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap aktivitas platform.


Polymarket juga menghadapi rintangan regulasi di Prancis dan Taiwan, di mana operasinya dipertanyakan di bawah undang-undang perjudian nasional. Di Prancis, Otoritas Perjudian Nasional (ANJ) meluncurkan penyelidikan setelah pengguna Polymarket memasang taruhan yang signifikan pada pemilu AS. Demikian pula, Taiwan, meskipun merupakan wilayah yang ramah terhadap kripto, melarang platform tersebut pada awal tahun 2023 karena alasan serupa.


Terlepas dari tantangan ini, Polymarket tetap menjadi platform populer bagi para penggemar kripto yang terlibat dalam taruhan pada berbagai subjek. Kemampuannya untuk memanfaatkan teknologi blockchain untuk menciptakan pasar prediksi yang terdesentralisasi telah menarik tokoh-tokoh terkenal seperti investor miliarder Peter Thiel. Namun, karena menghadapi pertarungan regulasi di berbagai bidang, masa depan Polymarket tidak pasti. Kemampuannya untuk mematuhi hukum yang berkembang di berbagai yurisdiksi kemungkinan akan menentukan apakah ia dapat terus beroperasi atau menemukan jalan menuju legitimasi.

BERITA21 About BERITA21

Write admin description here..

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

© 2024 BIGBOS777 NEWS