BIGBOS777 - Seperti yang dilaporkan oleh Bangkok Post, RUU kompleks hiburan-kasino yang kontroversial di Thailand telah menjadi titik api yang potensial dalam koalisi yang dipimpin oleh Pheu Thai, yang menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas politik menjelang sesi parlemen berikutnya.
RUU yang awalnya dijadwalkan untuk pembacaan pertama pada tanggal 9 April, ditunda setelah muncul perlawanan terhadap upaya pemerintah untuk mempercepat pembahasannya. Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra telah mengkonfirmasi bahwa undang-undang tersebut masih dalam proses pembahasan, dan Pemerintah akan fokus untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat.
Demonstrasi yang diorganisir oleh Jaringan Mahasiswa dan Rakyat Reformasi Thailand dan aliansi Anti-Kasino mencerminkan kegelisahan yang semakin meningkat. RUU yang diusulkan berusaha untuk melegalkan kasino sebagai bagian dari kompleks hiburan yang lebih besar, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pariwisata musiman. Proyeksi menunjukkan pendapatan tahunan antara THB119 miliar dan THB283 miliar (US$3,2 miliar-US$7,6 miliar), dengan ekspektasi peningkatan 5-10% pada kunjungan turis asing.
Analis politik berpendapat bahwa RUU tersebut dapat membuat hubungan antara mitra koalisi menjadi tegang. Sekretaris Jenderal Partai Bhumjaithai, Chaichanok Chidchob, secara terbuka menentang kasino, sehingga memperumit posisi partai tersebut di dalam pemerintahan. Jika Bhumjaithai mempertahankan oposisinya, partai ini berisiko keluar dari koalisi, sehingga memaksa pemerintah untuk mencari dukungan dari partai-partai yang lebih kecil untuk mempertahankan mayoritas yang sempit.
Thanaporn Sriyakul, Direktur Institut Analisis Kebijakan Politik dan Publik, percaya bahwa Bhumjaithai menghadapi risiko yang signifikan, baik jika mereka mendukung atau menolak proposal tersebut. Sementara itu, reputasi pemimpin Anutin Charnvirakul sebagai seorang konservatif dapat dipertanyakan jika partainya mendukung legalisasi kasino.
Terlepas dari kontroversi tersebut, para analis memprediksi Partai Pheu Thai akan terus mendorong RUU tersebut, dengan perhitungan bahwa manfaat ekonomi jangka panjang lebih besar daripada risiko politik.
Sesi parlemen berikutnya, yang akan dimulai pada tanggal 2 Juli, akan mengungkapkan bagaimana drama politik ini berlangsung.