BIGBOS777 - Investor terbesar Star Entertainment, miliarder pub dan raja game Bruce Mathieson, telah memberikan dukungannya di balik proposal pembelian dari Bally's Corporation, raksasa kasino Amerika. Langkah ini dilakukan ketika Star berjuang untuk mengatasi masalah keuangan dan tantangan regulasi, membuat perusahaan ini mencari rencana penyelamatan yang layak.
Mathieson, yang memegang 10% saham di Star, telah berkomitmen untuk menyumbangkan lebih dari $50 juta dari dananya sendiri jika tawaran Bally diteruskan. Dukungannya menggeser momentum ke arah penawaran operator AS, yang bersaing dengan kesepakatan alternatif yang telah dinegosiasikan Star dengan perusahaan ekuitas swasta Salter Brothers dan mitranya yang berbasis di Hong Kong, Chow Tai Fook Enterprises dan Far East Consortium.
Bally's Membuat Permainan yang Berani untuk Star
Bally's Corporation telah mengajukan penawaran senilai $250 juta sebagai imbalan atas 50,1% saham pengendali di Star, dan menegaskan bahwa kesepakatan ini akan memungkinkan perusahaan tersebut untuk mempertahankan kepemilikan atas kompleks Queen's Wharf yang baru saja dikembangkan di Brisbane. Chairman Bally, Soo Kim, tetap yakin bahwa perusahaannya dapat berhasil membawa Star melewati masa-masa sulitnya saat ini.
“Ini belum terlambat. Proposal kami tidak tunduk pada uji tuntas atau persetujuan atau apapun. Kami bisa melakukannya,” kata Kim seperti dikutip dari Australian Financial Review. “Setiap kesepakatan yang telah kami lakukan, orang-orang mengatakan 'Tidak ada nilai di sana, atau terlalu sulit'. Kami biasanya menjadi pembeli pilihan terakhir.”
Dukungan Mathieson terhadap tawaran Bally sangat signifikan, karena ia telah menerima persetujuan dari regulator untuk meningkatkan kepemilikannya di Star menjadi 20%. Jika penawaran ini berhasil, sumber-sumber mengindikasikan bahwa ia akan mendapatkan perwakilan di dewan direksi dan peran yang lebih besar lagi di masa depan perusahaan.
Kesepakatan Alternatif Star Masih dalam Proses
Terlepas dari upaya agresif Bally, Star telah memprioritaskan kesepakatan terpisah dengan Salter Brothers dan mitranya di Hong Kong. Kesepakatan tersebut mencakup kesepakatan pembiayaan kembali senilai $750 juta dan penjualan saham Star di Queen's Wharf dengan imbalan dua menara Broadbeach Island di Gold Coast dan uang tunai sebesar $53 juta.
Selain itu, Star telah mendapatkan pinjaman jembatan senilai $250 juta dari perusahaan investasi Amerika Serikat, King Street Capital Management, bersamaan dengan rencana penjualan pusat konferensi di Sydney senilai $60 juta. Namun, mendapatkan persetujuan penuh atas pinjaman tersebut terbukti rumit karena adanya pertanyaan seputar pembayaran wajib kepada King Street, terlepas dari apakah dana tersebut ditarik.
Sebuah Keputusan Krusial Membayangi
Proposal Bally masih dalam pertimbangan, meskipun Star dilarang berdiskusi secara formal dengan perusahaan AS tersebut hingga 25 Maret karena adanya perjanjian eksklusivitas dengan para mitranya saat ini. Keputusan ini akan berdampak signifikan terhadap masa depan Star yang sedang berusaha pulih dari kesulitan keuangan dan masalah hukum yang sedang berlangsung.
Dengan perdagangan saham Star yang hanya 11 sen per 28 Februari dan perusahaan memperingatkan akan adanya potensi keruntuhan di awal tahun ini, pilihan antara penawaran Bally dan strategi pembiayaan kembali yang sudah ada menjadi sangat penting. Dukungan Mathieson terhadap tawaran Bally telah menambah tekanan baru bagi dewan direksi untuk mempertimbangkan jalan terbaik ke depan.
“Kami telah mengatakan sejak awal bahwa rencana kami adalah cara terbaik untuk mempertahankan nilai pemegang saham,” tegas Kim. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan Bruce untuk menghidupkan kembali aset-aset hebat ini.”
Menjelang tenggat waktu 25 Maret, nasib Star Entertainment berada di ujung tanduk, dengan dua strategi yang sangat berbeda bersaing untuk membentuk masa depannya.