BIGBOS777 - Dewan Anti Pencucian Uang Filipina (AMLC) meningkatkan penyelidikannya terhadap operator junket yang dituduh memfasilitasi pencucian uang tebusan yang terkait dengan penculikan pengusaha Anson Que. Uang tebusan, yang awalnya dibayarkan dalam peso dan dolar AS, kemudian diubah menjadi mata uang kripto, mendorong pihak berwenang untuk meneliti pergerakan keuangan yang terkait dengan kejahatan ini. AMLC telah bekerja sama dengan Kepolisian Nasional Filipina (PNP), Philippine Amusement and Gaming Corp (PAGCOR), dan berbagai operator kasino untuk melacak dana ilegal tersebut.
Kolaborasi dengan lembaga lain dan proses penyitaan:
Operator kasino 9 Dynasty Group dan White Horse Club menjadi pusat penyelidikan. Kedua grup ini diyakini telah memainkan peran penting dalam pencucian uang tebusan sebesar P200 juta (sekitar US$3,6 juta) melalui dompet elektronik yang terhubung dengan permainan kasino, akun cangkang, dan aset digital. Kedua grup tersebut telah menghentikan operasi mereka di sebagian besar kasino Filipina pada tanggal 7 Mei, dengan 9 Dynasty dilaporkan menarik diri dari pasar lokal sepenuhnya. Namun, AMLC telah menjelaskan bahwa penyelidikannya sedang berlangsung, dan upaya untuk melacak dana di berbagai saluran keuangan terus berlanjut.
AMLC juga tengah melakukan proses penyitaan sebagai bagian dari upayanya untuk memulihkan dana yang telah dicuci. Dewan tersebut berfokus pada pemain kasino yang menerima pembayaran tebusan melalui dompet elektronik yang terhubung dengan operator junket. Selain itu, AMLC tengah memeriksa penggunaan dompet elektronik tanpa izin yang mampu mengonversi mata uang kripto, berkoordinasi dengan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) dan Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menilai potensi pelanggaran peraturan.
Investigasi tidak terbatas pada saluran domestik. AMLC bekerja sama dengan unit intelijen keuangan internasional untuk melacak pergerakan dana global, memastikan pemeriksaan menyeluruh terhadap aktivitas keuangan terlarang yang terlibat dalam kasus tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, AMLC menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga sistem keuangan Filipina, menekankan dedikasinya untuk menyelesaikan kasus tersebut dan mencegah infrastruktur keuangan negara tersebut digunakan untuk tujuan terlarang.
Rincian penculikan dan pembayaran tebusan:
Anson Que, seorang pengusaha Tiongkok, diculik pada akhir Maret 2025, bersama dengan sopirnya. Menurut Bilyanaro Business News, jasad mereka ditemukan pada 10 April 2025, di pinggir jalan di Rodriguez, Rizal. Keduanya telah hilang sejak 29 Maret, dan keluarga mereka dilaporkan telah membayar uang tebusan sebesar P200 juta untuk pembebasan mereka. Meskipun uang tebusan telah dibayarkan, Que dan sopirnya secara tragis ditemukan tewas, yang memicu penyelidikan yang mendesak.
Uang tebusan awalnya ditarik dalam mata uang asing, termasuk penarikan sebesar US$1,36 juta dari rekening internasional. Sebagian uang tebusan kemudian dipindahkan melalui layanan keuangan kontroversial Huione Pay, sebuah perusahaan yang berbasis di Kamboja, yang digunakan untuk mengubah dana tersebut menjadi mata uang kripto.
Peran operator junket telah menjadi poin penting yang menarik bagi para penyelidik. Kedua kelompok junket tersebut dilaporkan terlibat dalam transfer dan konversi pembayaran tebusan, memfasilitasi proses pencucian uang dengan memanfaatkan dompet elektronik yang ditujukan untuk permainan kasino, bersama dengan metode lain seperti akun cangkang dan transaksi mata uang kripto untuk mengaburkan jejak uang.
AMLC bekerja sama erat dengan PNP dan PAGCOR untuk mengumpulkan bukti dan melacak dana gelap melalui berbagai saluran keuangan. Penyelidikan ini juga bertujuan untuk meneliti tidak hanya tindakan para penculik yang mengatur pembayaran tebusan, tetapi juga peran pemain kasino yang mungkin telah menerima dana melalui operasi junket.
Sebagai bagian dari penyelidikan, AMLC bekerja sama dengan BSP dan SEC, serta otoritas keuangan internasional, untuk memantau pergerakan dana di luar Filipina. Dewan telah menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga integritas sistem keuangan di negara tersebut, dan berjanji untuk mencegah penyalahgunaan saluran keuangan lebih lanjut untuk kegiatan ilegal.